Selama ini, banyak orang mengira bahwa kurap hanya menyerang kulit tubuh seperti leher, tangan, atau selangkangan. Padahal, infeksi jamur penyebab kurap juga bisa menyerang area kuku. Kondisi ini dikenal sebagai tinea unguium atau onychomycosis dan bisa menyebabkan perubahan warna, bentuk, serta ketebalan kuku. Jika tidak ditangani sejak dini, infeksi ini dapat menyebar dan merusak jaringan kuku lebih dalam.
Tak jarang, penderita terlambat menyadari bahwa masalah pada kukunya disebabkan oleh infeksi jamur. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter kulit apabila muncul gejala mencurigakan pada kuku. Semakin cepat dideteksi, semakin besar pula peluang kesembuhan dan pencegahan komplikasi yang lebih serius.
Gejala Kurap di Kuku
Sebelum mendapatkan pengobatan yang tepat, penting untuk mengenali tanda-tanda kurap pada kuku. Berikut beberapa gejala yang umum muncul, dilansir dari laman resmi CDC:
1. Perubahan Warna pada Kuku
Kuku yang sehat umumnya berwarna bening keputihan atau sedikit kemerahan. Namun saat terinfeksi jamur, kuku bisa berubah warna menjadi kekuningan, kecokelatan, atau bahkan kehitaman. Warna ini bisa muncul pada sebagian atau seluruh permukaan kuku.
Perubahan warna ini disebabkan oleh aktivitas jamur yang berkembang di bawah kuku dan merusak jaringan keratin. Jika tidak ditangani, warna kuku bisa semakin gelap dan menyebar ke kuku lainnya.
2. Kuku Menebal
Salah satu tanda khas infeksi jamur kuku adalah penebalan kuku. Kuku menjadi lebih tebal dari biasanya, terasa keras, dan sulit dipotong. Dalam beberapa kasus, kuku bisa melengkung tidak beraturan akibat pertumbuhan abnormal.
Penebalan ini terjadi karena respons tubuh terhadap infeksi, di mana jaringan kuku mencoba melindungi diri dari jamur yang terus berkembang. Sayangnya, hal ini justru memperburuk kondisi jika tidak segera diobati.
3. Kuku Rapuh dan Mudah Patah
Kuku yang terinfeksi jamur seringkali menjadi rapuh dan mudah retak. Permukaan kuku tampak kasar, tidak rata, dan terkadang mengelupas sedikit demi sedikit. Akibatnya, kuku bisa patah hanya karena tekanan ringan. Kondisi ini sangat mengganggu, terutama bagi yang bekerja menggunakan tangan. Kuku yang mudah patah juga berisiko menjadi sumber infeksi lanjutan jika terluka.
4. Rasa Gatal atau Nyeri di Sekitar Kuku
Meskipun kurap di kuku tidak selalu menimbulkan rasa sakit, beberapa penderita melaporkan adanya sensasi gatal atau nyeri di area sekitar kuku, terutama bila infeksinya sudah cukup parah. Nyeri ini bisa muncul saat kuku disentuh atau saat memakai sepatu ketat (pada kuku kaki). Rasa tidak nyaman ini bisa menurunkan produktivitas dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Bila tidak segera ditangani, infeksi bisa menyebar ke jaringan kulit sekitar kuku.
5. Kuku Lepas dari Dasarnya
Dalam kasus yang cukup parah, kuku bisa terlepas sebagian atau seluruhnya dari dasar kuku. Kondisi ini disebut onycholysis dan terjadi karena rusaknya jaringan pengikat antara kuku dan kulit di bawahnya akibat infeksi jamur.
Kuku yang lepas akan memperlihatkan bagian dasar kuku yang tampak kemerahan atau bernanah. Selain terasa nyeri, kondisi ini memerlukan penanganan medis agar tidak menimbulkan infeksi lanjutan atau kerusakan permanen.
Pengobatan Kurap di Kuku
Menangani kurap di kuku memerlukan waktu dan kesabaran, karena jamur sulit dibasmi sepenuhnya tanpa pengobatan yang tepat. Berikut beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan:
1. Obat Antijamur Oral
Melansir dari DermNet, dokter biasanya akan meresepkan obat antijamur oral seperti terbinafine atau itraconazole untuk mengatasi infeksi dari dalam tubuh. Obat ini bekerja melawan jamur yang bersarang di bawah kuku dan jaringan sekitarnya.
Pengobatan oral berlangsung antara 6 minggu hingga 3 bulan, tergantung tingkat keparahan infeksi. Meskipun butuh waktu, metode ini terbukti paling efektif untuk mengobati kurap pada kuku.
2. Krim atau Obat Oles Antijamur
Selain obat oral, dokter juga bisa memberikan salep atau krim antijamur seperti ciclopirox atau efinaconazole. Obat ini dioleskan langsung pada permukaan kuku dan kulit di sekitarnya untuk membasmi jamur lokal.
Meskipun efeknya lebih lambat dibandingkan obat oral, pengobatan topikal ini sering digunakan sebagai tambahan atau untuk kasus ringan. Penting untuk mengaplikasikan obat secara rutin agar hasilnya maksimal.
3. Perawatan Kuku Tambahan
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan perawatan tambahan seperti pemangkasan kuku secara teratur, pengangkatan kuku yang terinfeksi, atau terapi laser. Terapi ini bertujuan mempercepat pemulihan dan mengurangi jamur secara langsung dari area kuku.
Perawatan ini dilakukan secara berkala oleh tenaga medis profesional agar tidak memperparah kondisi kuku. Selain itu, pasien disarankan untuk menjaga kebersihan kuku dan menghindari lingkungan lembap yang memperparah infeksi.
Kurap memang kerap dianggap sepele, padahal jika menyerang kuku dampaknya bisa sangat mengganggu. Gejala seperti perubahan warna hingga kuku lepas harus diwaspadai sebagai tanda infeksi jamur.
Jika Anda mengalami gejala kurap pada kuku, jangan ragu untuk konsultasi langsung ke Halodoc. Di Halodoc, Anda bisa menemukan berbagai informasi kesehatan sekaligus melakukan konsultasi langsung dengan dokter kulit secara praktis dan cepat. Kunjungi situs resmi atau aplikasi Halodoc untuk informasi lebih lanjut!
Komentar0